Iklan rokok memang sangat luar biasa, membuat para remaja terjerat dengan "aksi kejantannya". Beberapa iklan rokok memperlihatkan kehebatannya dan kebersamaan. Di beberapa negara luar, bentuk kotak rokok yang dijual tidak lagi dalam bentuk kotak yang menarik. Melainkan gambar kanker ataupun gambar-gambar lainnya. Akibat bahayanya merokok.
Selain itu juga, bagi yang membeli rokok harus menunjukan identitasnya, harus berusia 17+ tapi di Indonesia, anak balita saja dibiarkan orangtuanya merokok dan sangat bangga dengan anaknya. Walah zaman sekarang koq tidak mementingkan kesehatan.
Lalu, anak-anak SD, SMP dengan santainya merokok di jalanan ataupun diam-diam. Kemana rasa takut akan orangtua ataupun terhadap diri sendiri. Kampanye anti rokok pun di Indonesia kurang.
Iklan dari pemerintah terhadap perokok yang merokok di tempat publik hanya sebatas iklan lewat. Karena budaya "suka-suka" di Indonesia masih berlaku. "Suka-suka aku donk merokok dimana saja, memangnya ada larangan?"
Sangsi disiplin atau pun peraturan yang dibuat hanya panas-panas tai ayam. Awal mulanya mengebu-ngebu, namun pada kenyataannya hanya untuk menghabiskan dana APBN. Walah, peraturan dibuat tapi tidak terlaksana.
Jadi ingat kata kawanku, orang Singapore kalau ke Batam, suka buang sampah sembarangan. Mereka suka mengotori negara orang. Coba kalau di negaranya mana berani dia.
Sebenarnya, wisatawan itu melihat dan meniru orang yang ada di sekitarnya. Misalnya saja merokok, para wisatawan itu membuat abu rokoknya sampai panjang karena tidak melihat adanya tempat sampah. Sedangkan orang setempat asal membuang abu dan batang rokok dan di tiru.
Disana, pemerintahannya ketat dan tegas. Hukum bertindak. Jadi masyarakatnya pun mentaati aturan. Jadi, siapa yang patut di salahkan?
Banyak kawan mengatakan dengan suara lantang dan bangga, aku sudah 40 tahun merokok dan sampai detik ini, aku tidak pernah sakit!!!! Benarkah?
0 Response to "Bahaya-nya Rokok bag 1"
Post a Comment