Bandung | Penggoda Mata Hati
#1st Day
Bandung Kota tidak seperti yang aku bayangkan dingin semeriming tetapi sama saja seperti Jakarta hot super hot. Beruntung cuaca di Bandung tidak terlalu hot dibanding Jakarta. Rasanya saat kaki menginjak stasiun Bandung, aku ingin teriak keras-keras “FINALLY I am in BANDUNG, Yippiew” tetapi aku teriaknya dalam hati saja dengan mata berbinar-binar haru hahahaha.
Pintu keluar station Bandung ini ada dua, Selatan dan Utara. Kalau selatan menuju kebon jati dan sangat dekat banget dengan terminal angkutan kota St Hall, begitu orang Bandung menyebutnya. Sumpah, diriku blank mau mencari penginapan dimana untuk malam ini? Dengar-dengar kabar burung dan hasil research penginapan di dekat stasiun banyak untuk style backpacker kaya aku. Alhasil celingak-celinguk nanya pada tidak tahu alamat yang aku cari di Jalan Enciz Ajis, konon kabarnya neh kamar masih berada di tariff seratus ribu per malam, khususnya harga tarif terendahnya.
Bingung dan capek, karena masih mabuk kereta api, eh mabuk darat. Karena selama perjalanan sudah menghabiskan tiga permen untuk mengusir hus hus hus jauh-jauh mabuk yang ada di benak ini. Lagian meskipun duduk selama empat lebih di kereta api tetap aja melelahkan bingo. Terlintas dibenak kearah Dago saja. Langsung deh, lihat angkutan kota (angkot gitu) yang berwarna hijau dengan tulisan ST Hall – Dago, cap cups mang, jalan.
Dengan berbekal informasi yang tidak banyak dan budget yang terbatas, ah pikirku cari aja penginapan murah di daerah Dago pasti ada. Angkot yang saya tumpangin sudah penuh dan hanya menyisakan satu kursi kayu kecil di depan pintu keluar masuk, ya sudah yang penting langsung wes wes aja neh angkot tidak perlu menanti-nanti berlama-lama. Masukan super seksi suitcase warna kuning dan aku pun duduk dengan manis dan termenung, memandang nasib welcome to the jungle hahaha. Penumpang yang dibagian belakang mayoritas perempuan, Tanya-tanya dikit dan eh aku kelewatan Jalan Riau, padahal menurut informasi didalam buku itu jalan juga menyediakan tempat penginapan murah, ya sudah lah mau bagaimana lagi.
Sepanjang jalan di Dago, mataku benar-benar dimanjakan dengan outlet barang-barang baju distro yang menggoda untuk mampir. Apalagi dengan tulisan-tulisan diskon. Aduh, pengen shopping deh. Dijamin barang di Bandung memang bagus dan murah meriah, meskipun mahal masih belum terlalu dalam merogoh kantong dibagian dasar :p sindrom mak-mak kambuh. Mata harus focus ke jalan bukan ke factory discount shops. Tapi beneran buat ngences lho. Ntar next time mampir deh ke Dago untuk melihat etalasenya yang menawan mata dan menggoda untuk menginjakan kaki disana, kagak bohong, beneran!!!!!
Angkot yang tadinya penuh beranggsur-anggsur berkurang, jalanan mulai menanjak. Aku Tanya pak sopir mengenai tempat penginapan xxxx pak sopir yang baik hati pun menurunkan aku di depan penginapan tersebut. Bayar deh angkot sebesar 5000 saja padahal perjalanannya lumayan jauh lho.
Penginapan Pertama
Melihat lokasi penginapannya rasanya bagus dan nyaman, ada banyak pohon rindang di depan sangat sejuk. Sedangkan sebelah kanan sudah ada pos sekuriti, masuk dikit dari pos sekuriti masih di sebelah kanan juga, ada ruang kecil yang bertuliskan front desk alias resepsionis. Datang deh kesana, dengan harapan harga kamar masih berkisar 150.000, karena budged termahal untuk kamar harganya 150.000 dan budged termurah 80.000. Mencoba masuk ke dalam, sepi. Tidak lama kemudian bukan uka-uka lho, tetapi seorang pria pun keluar, nanya-nanya harga kamar, wajah dikit berubah harganya paling murah 220000, sebenarnya she kalau melihat kondisi tempat tinggalnya itu harga lumayan murah tetapi budged kali ini tidak memperbolehkan aku menginap. Plus aku Tanya-tanya apakah lokasi ini dekat dengan tempat wisata, dia bilang jauh, tambah keder pula diriku yang sedang berjuang bersenang-senang dan menulis buku mengenai traveling dalam bahasa inggris untuk sponsor aku. Ah, puyeng kepala, lapar juga neh perut. Rupanya ayam sepotong tidak bisa bertahan lama di perut seksi ini, ih di larang jealous, diriku kan memang seksi lho :p.
0 Response to "Kisah Perjalanan Part 2 "
Post a Comment